Thursday, May 04, 2006

Suplementasi asam folat, vitamin B6 dan B12 tidak mengurangi risi ko kematian kardiovaskuler

N Eng J Med. Volume 354:1567-1577 April 13, 2006 Number 15. © 2006 Massachusetts Medical Society. All rights reserved. Homocysteine Lowering with Folic Acid and B Vitamins in Vascular Disease - The Heart Outcomes Prevention Evaluation (HOPE) 2 Investigators.

Dalam studi observasi, kadar homosistein rendah berhubungan dengan penurunan penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Diketahui bahwa asam folat, vitamin B6 dan B12 dapat menurunkan kadar homosistein. Para ahli di Kanada meneliti apakah suplementasi dapat mengurangi kejadian kardiovaskuler pada pasien yang sudah menderita penyakit vaskuler. Sebanyak 5.522 pasien berusia >55 tahun yang menderita penyakit vaskuler atau diabetes secara acak (random) diberi terapi kombinasi 2.5 mg asam folat, 50 mg vitamin B6, dan 1 mg vitamin B12 atau plasebo, selama 5 tahun.

Hasilnya adalah penurunan kadar homosistein plasma sebesar 2,4 µmol per liter (0.3 mg per liter) pada kelompok terapi, dan peningkatan kadar homosistein plasma sebesar 0.8 µmol per liter (0.1 mg per liter) pada kelompok plasebo. Kematian kardiovaskuler (akibat dari penyakit kardiovaskuler, infark miokard dan stroke) terjadi pada 18,8% kelompok terapi dan 19,8% kelompok plasebo (RR=0,95; P=0,41). Relative risk risiko kematian kardiovaskuler pada kelompok terapi adalah 0,96 dibanding kelompok plasebo, sedangkan untuk miokard infark adalah 0,98. Namun relative risk risiko kematian akibat stroke pada kelompok terapi adalah 0,75 dibanding kelompok plasebo.

Kesimpulan suplementasi kombinasi asam folat, vitamin B6 dan B12 dapat menurunkan kadar homosistein, namun tidak signifikan mengurangi risiko kematian kardiovaskuler pada penderita penyakit vaskuler.

Wednesday, May 03, 2006

Kopi tidak menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK)

Circulation 2006 (doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.105.598664) published online April 24, 2006. © 2006 by the American Heart Association Coffee Consumption and Coronary Heart Disease in Men and Women. A Prospective Cohort Study, Esther Lopez-Garcia DrPH, Rob M. van Dam PhD, Walter C. Willett MD, DrPH, Eric B. Rimm ScD, JoAnn E. Manson MD, DrPH, Meir J. Stampfer MD, DrPH, Kathryn M. Rexrode MD, MPH, and Frank B. Hu MD, PhD.

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan minum kopi dan risiko PJK, para peneliti di Boston Amerika Serikat, melakukan studi kohort prospektif terhadap 44.005 pria dan 84.488 wanita sehat. Jumlah konsumsi kopi dinilai kemudian dilakukan follow up selama 14 tahun untuk pria dan 20 tahun untuk wanita sampai tahun 2000. Pada pria terjadi 2.173 kasus PJK (1.449 nonfatal miokard infark dan 724 fatal). Pada wanita terjadi 2.254 kasus (1.561 nonfatal miokard infark dan 693 fatal).

Berdasarkan jumlah konsumsi kopi, responden digolongkan sebagai berikut: <1 cangkir/bulan, 1cangkir/bulan sampai 4 cangkir/minggu, 5-7 cangkir per minggu, 2-3 cangkir per hari, 4-5 cangkir per hari dan >6 cangkir per hari. Pada pria setelah adjustment terhadap usia, status perokok dan faktor risiko PJK lain, relative risk (RR) untuk PJK adalah 1.0, 1.04, 1.02, 0.97, 1.07 and 0.72 (P for trend=0.41); sedangkan pada wanita RR untuk PJK adalah 1.0, 0.97, 1.02, 0.84, 0.99 and 0.87 (P for trend=0.08). Setelah stratifikasi status perokok, konsumsi alkohol, riwayat diabetes melitus tipe 2 dan indeks massa tubuh hasilnya sama saja.

Kesimpulan setelah diikuti selama 20 tahun tidak diperoleh bukti bahwa konsumsi kopi meningkatkan risiko PJK.